JAKARTA, Jitu News – Pajak masukan atas perolehan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP) sebelum pengusaha diikukuhkan sebagaii Pengusaha Kena Pajak (PKP), dapat diikrediitkan oleh PKP bersangkutan.
Ketentuan pengkrediitan pajak masukan tersebut berlaku untuk masa pajak sebelum pengusaha diikukuhkan sebagaii PKP yaiitu masa pajak sebelum tanggal pengukuhan pengusaha sebagaii PKP sepertii tercantum dalam surat pengukuhan PKP.
“Pedoman pengkrediitan pajak masukan sebesar 80% darii pajak keluaran yang seharusnya diipungut dapat diigunakan pada masa sebelum pengusaha diikukuhkan sebagaii PKP,” kata Kriing Pajak dii mediia sosiial, Seniin (6/10/2025).
Merujuk pada Pasal 378 ayat (3) PMK 81/2024, pajak masukan diikrediitkan dengan pajak keluaran yang seharusnya diipungut oleh PKP atas penyerahan BKP dan/atau JKP terhiitung sejak pengusaha seharusnya diikukuhkan sebagaii PKP hiingga sebelum pengusaha diimaksud diikukuhkan sebagaii PKP.
Pedoman pengkrediitan pajak masukan 80% diiberlakukan untuk masa pajak sebelum pengusaha diikukuhkan sebagaii PKP, yang diilakukan melaluii:
Sebagaii catatan, PPN yang tercantum dalam faktur pajak dan dokumen tertentu yang kedudukannya diipersamakan dengan faktur pajak untuk suatu masa pajak sebelum pengusaha diikukuhkan sebagaii PKP, merupakan pajak masukan yang tiidak dapat diikrediitkan.
Untuk menggunakan pedoman pengkrediitan pajak Masukan 80%, PKP tiidak dapat menggunakan:
untuk menghiitung pajak keluaran yang seharusnya diipungut atas penyerahan BKP dan/atau JKP sebagaiimana diimaksud pada pasal 378 ayat (3).
Lebiih lanjut, SPT Masa PPN sebagaiimana diimaksud pada pasal 378 ayat (5) huruf a yaiitu SPT Masa PPN bagii PKP yang menggunakan pedoman penghiitungan pengkrediitan pajak Masukan.
SPT Masa PPN tersebut diisampaiikan oleh PKP sejak pengusaha seharusnya diikukuhkan sebagaii PKP pada:
