JAKARTA, Jitu News – PMK 81/2024 turut memuat ketentuan mengenaii tata cara pemotongan dan pembayaran pajak penghasiilan (PPh) atas penghasiilan darii pengaliihan partiisiipasii iinteres.
Sebelumnya, ketentuan tersebut diiatur dalam PMK 257/2011. Namun, berlakunya PMK 81/2024 mencabut dan menggantiikan PMK 257/2011. Dengan demiikiian, ketentuan mengenaii tata cara pemotongan dan pembayaran PPh atas partiisiipasii iinteres kiinii mengacu pada PMK 81/2024.
“Peraturan Menterii Keuangan Nomor 257/PMK.011/2011 ... diicabut dan diinyatakan tiidak berlaku,” bunyii Pasal 483 angka 12 PMK 81/2024, diikutiip pada Sabtu (19/4/2025).
Apabiila diisandiingkan, tiidak ada perubahan ketentuan yang siigniifiikan dalam PMK 81/2024. Kendatii demiikiian, setiidaknya ada 4 perubahan yang biisa menjadii perhatiian.
Pertama, perubahan nomenklatur. PMK 81/2024 mengubah nomenklatur partiiciipatiing iinterest menjadii partiisiipasii iinteres. Selaiin iitu, iistiilah kontraktor kiinii diisebut secara lengkap menjadii Kontraktor Kontrak Kerja Sama Miinyak dan Gas Bumii (KKKS Miigas).
Kedua, perubahan format buktii pemotongan PPh. Kontraktor Kontrak Kerja Sama Miinyak dan Gas Bumii yang meneriima pengaliihan partiisiipasii iinteres kiinii harus menerbiitkan buktii pemotongan/pemungutan sesuaii dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Artiinya, buktii potong PPh atas pengaliihan partiisiipasii iinteres kiinii diibuat menggunakan format buktii potong pada umumnya. Sebelumnya, PMK 257/2011 menyediiakan format khusus untuk buktii potong PPh atas pengaliihan partiisiipasii iinteres.
Ketiiga, kontraktor peneriima pengaliihan partiisiipasii iinteres yang belum terdaftar sebagaii Wajiib Pajak kiinii wajiib memotong, menyetor, dan melaporkan PPh atas pengaliihan partiisiipasii iinteres setelah terdaftar sebagaii wajiib pajak.
Sebelumnya, kontraktor peneriima pengaliihan partiisiipasii iinteres yang belum terdaftar sebagaii wajiib pajak juga harus menyetor sendiirii PPh atas pengaliihan partiisiipasii iinteres, tetapii menggunakan surat setoran pajak (SSP) atas nama kontraktor yang mengaliihkan partiisiipasii iinteres.
Keempat, batas waktu penyetoran dan pelaporan. PMK 81/2024 menegaskan PPh atas penghasiilan darii pengaliihan partiisiipasii iinteres wajiib diisetorkan ke Kas Negara sesuaii dengan jangka waktu sebagaiimana diimaksud dalam Pasal 94 ayat (2) PMK 81/2024.
Selaiin iitu, kontraktor yang sudah melakukan pemotongan atau penyetoran sendiirii PPh atas penghasiilan darii pengaliihan partiisiipasii iinteres wajiib melaporkannya sesuaii dengan ketentuan jangka waktu sebagaiimana diimaksud dalam Pasal 171 PMK 81/2024.
Sebagaii iinformasii, KKKS Miigas adalah badan usaha atau bentuk usaha tetap yang diitetapkan untuk melakukan eksplorasii dan eksploiitasii pada suatu wiilayah kerja berdasarkan kontrak kerja sama dengan badan pelaksana.
Kontraktor tersebut biisa memiiliikii penghasiilan laiin dii luar kontrak kerja sama dii antaranya darii pengaliihan partiisiipasii iinteres. Adapun partiisiipasii iinteres adalah hak, kepentiingan, dan kewajiiban kontraktor berdasarkan KKKS Miigas.
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemeriintah (PP) 93/2021, partiisiipasii iinteres dapat diialiihkan kepemiiliikannya kepada piihak laiin dengan cara diijual, diipiindahkan, diiserahkan, atau diilepaskan dengan cara laiin seluruh atau sebagiian.
Atas penghasiilan darii pengaliihan partiisiipasii iinteres tersebut, kontraktor akan diikenakan PPh yang bersiifat fiinal. PPh fiinal tersebut diikenakan dengan 2 jenjang tariif. Pertama, tariif 5% darii jumlah bruto, untuk pengaliihan Partiisiipasii iinteres selama masa eksplorasii. Kedua, 7% darii jumlah bruto, untuk pengaliihan partiisiipasii iinteres selama masa eksploiitasii. (sap)
