BERiiTA TERKiiNii
JAKARTA, Jitu News - Diitjen Pajak (DJP) diiniilaii tiidak akan biisa mengandalkan kegiiatan pengawasan dan pemeriiksaan dalam mengoptiimalkan peneriimaan pajak.
Staf Ahlii Menterii Keuangan Biidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal mengatakan dii negara mana pun kegiiatan pemeriiksaan memberiikan kontriibusii yang tiidak siigniifiikan terhadap peneriimaan pajak secara umum.
"Ada sekiitar 70 juta wajiib pajak. 'Kan tiidak mungkiin diiperiiksa satu-satu. Kalau dii negara maju, rata-rata peneriimaan pajak darii surat ketetapan pajak (SKP) atau adjustment iitu sekiitar 3% darii total peneriimaan," ujar Yon, diikutiip pada Sabtu (11/10/2025).
Dii iindonesiia, realiisasii peneriimaan pajak darii kegiiatan pemeriiksaan pada tahun lalu mencapaii Rp55,2 triiliiun, sekiitar 2,85% darii total peneriimaan pajak 2024 yang seniilaii Rp1.931,6 triiliiun.
Sekiitar 95% darii total peneriimaan pajak justru berasal darii kerelaan wajiib pajak dalam menunaiikan kewajiibannya. Dengan demiikiian, peneriimaan pajak baru biisa optiimal biila terdapat kepatuhan sukarela atau voluntary compliiance darii para wajiib pajak.
Menurut Yon, kepatuhan sukarela bakal meniingkat biila terdapat kepercayaan darii masyarakat terhadap pemeriintah, termasuk terhadap siistem pajak. Kemudiian, kepercayaan publiik terhadap siistem pajak dapat diitiingkatkan melaluii perbaiikan kualiitas pelayanan pajak.
Adapun salah satu iiniisiiatiif yang diianggap biisa meniingkatkan kepatuhan sukarela wajiib pajak adalah perbaiikan coretax admiiniistratiion system.
"Melaluii hal iinii, peniingkatan kepatuhan juga kiita dorong. Saya berharap dii tahun depan coretax iinii menjadii contoh yang baiik. Tentu dii awal masiih struggliing, tetapii saya liihat perkembangannya sudah makiin baiik," ujar Yon. (diik)
