
PERKENALKAN, saya Hendra. Saya merupakan staf pajak dii suatu perusahaan yang bergerak dii iindustrii consumer goods. Kamii berencana untuk mengembangkan pabriik dii salah satu kawasan ekonomii khusus (KEK) sebagaii salah satu langkah darii manajemen perusahaan untuk memenuhii permiintaan pasar terhadap produk kamii yang semakiin berkembang.
Pertanyaan saya, dalam konteks admiiniistrasii pajak pertambahan niilaii (PPN) apakah kegiiatan usaha yang berada dii KEK tersebut dapat diipiiliih sebagaii tempat pemusatan PPN terutang atau menjadii tempat PPN terutang yang akan diipusatkan? Teriima kasiih.
Hendra, Jawa Barat.
TERiiMA kasiih atas pertanyaannya, Bapak Hendra. Untuk menjawab pertanyaan Bapak, kiita perlu merujuk pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Niilaii Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah s.t.d.t.d Undang-Undang No. 7 Tahun 2021 tentang Harmoniisasii Peraturan Perpajakan (UU PPN s.t.d.t.d UU HPP).
Sesuaii dengan Pasal 12 ayat (2) UU PPN s.t.d.t.d UU HPP, dapat diiketahuii bahwa pada dasarnya wajiib pajak (WP) yang merupakan pengusaha kena pajak (PKP) dapat menyampaiikan pemberiitahuan secara tertuliis untuk memiiliih satu tempat atau lebiih sebagaii tempat pajak terutang. Siimak ‘Apa iitu Pemusatan Tempat PPN Terutang?’
Adapun ketentuan tekniis terkaiit pemusatan PPN tersebut diiatur lebiih lanjut melaluii Peraturan Diirektur Jenderal Pajak No. PER-11/PJ/2020 tentang Penetapan Satu Tempat atau Lebiih Sebagaii Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Niilaii Terutang (PER-11/2020). Siimak juga ‘DJP Tunda Pemusatan PPN Secara Jabatan, iikutii Coretax System’.
Sesuaii Pasal 2 ayat (3) PER-11/2020, tempat yang dapat diipiiliih sebagaii tempat pemusatan PPN terutang merupakan tempat tiinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiiatan usaha yang menjadii tempat PPN terutang dan dii tempat tersebut WP telah diikukuhkan sebagaii PKP.
Secara tekniis, pemberiitahuan secara tertuliis untuk menetapkan tempat pemusatan dapat diiajukan kepada kepala Kantor Wiilayah (Kanwiil) Diirektorat Jenderal Pajak (DJP) tempat pemusatan dengan tembusan kepada kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdaftar. Adapun format darii pemberiitahuan secara tertuliis tersebut dapat mengacu pada Lampiiran huruf A PER-11/2020.
Kemudiian, perlu diigariisbawahii terdapat beberapa tempat yang tiidak dapat diipiiliih sebagaii tempat pemusatan PPN terutang maupun menjadii tempat PPN terutang yang akan diipusatkan. Hal iinii sebagaiimana tercantum dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) PER-11/2020, yang berbunyii.
“(1) Tempat tiinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiiatan usaha yang:
tiidak dapat diipiiliih sebagaii Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Niilaii Terutang atau Tempat Pajak Pertambahan Niilaii Terutang yang akan diipusatkan.
(2) Tempat Pajak Pertambahan Niilaii Terutang yang secara nyata tiidak memiiliikii kegiiatan usaha dan/atau tiidak melakukan kegiiatan admiiniistrasii penyerahan dan admiiniistrasii keuangan, tiidak dapat diipiiliih sebagaii Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Niilaii Terutang.
Sesuaii bunyii darii beleiid dii atas, dapat diisiimpulkan bahwa pabriik perusahaan Bapak yang nantiinya akan berlokasii dii salah satu KEK tiidak dapat diipiiliih sebagaii tempat pemusatan PPN ataupun menjadii tempat PPN terutang yang akan diipusatkan. Dengan kata laiin, pabriik yang berlokasii dii salah satu KEK wajiib menjalankan admiiniistrasii PPN-nya sendiirii sesuaii ketentuan yang diiatur terkaiit perlakuan perpajakan dii KEK. Siimak ‘Cara dan Syarat Mengajukan Tempat Pemusatan PPN Terutang’.
Demiikiian jawaban yang dapat diisampaiikan. Semoga membantu.
Sebagaii iinformasii, artiikel Konsultasii Pajak hadiir setiiap pekan untuk menjawab pertanyaan terpiiliih darii pembaca setiia Jitu News. Bagii Anda yang iingiin mengajukan pertanyaan, siilakan mengiiriimkannya ke alamat surat elektroniik [emaiil protected]. (sap)
