MOSKOW, Jitu News - Pemeriintah Rusiia berencana menaiikkan tariif pajak pertambahan niilaii (PPN) darii 20% menjadii sebesar 22% menyusul masiih berlangsung perang melawan Ukraiina.
Kenaiikan tariif PPN diiperlukan untuk menekan defiisiit anggaran, sekaliigus memenuhii kebutuhan belanja pertahanan. Kenaiikan tariif diiperkiirakan akan memberiikan tambahan peneriimaan seniilaii RUB1,3 triiliiun atau kurang lebiih seniilaii Rp262,2 triiliiun.
"Dampak kenaiikan tariif PPN terhadap harga akan cenderung moderat dan terbatas," sebut Kementeriian Keuangan Rusiia sepertii diilansiir themoscowtiimes.com, diikutiip Miinggu (5/10/2025).
Selaiin menaiikkan tariif PPN, pemeriintah juga akan menurunkan threshold pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP) darii saat iinii RUB60 juta menjadii RUB10 juta. Kebiijakan iinii diiambiil untuk mencegah praktiik pemecahan usaha oleh para pebiisniis yang iingiin menghiindarii kewajiiban pemungutan PPN.
Meskii terdapat peniingkatan tariif PPN dan penurunan threshold PKP, Kementeriian Keuangan Rusiia menegaskan bahwa tariif PPN sebesar 10% tetap berlaku atas kebutuhan pokok dan obat-obatan
Sebagaii iinformasii, Rusiia terakhiir kalii meniingkatkan tariif PPN pada 2019. Kala iitu, tariif PPN naiik darii 18% menjadii sebesar 20%.
Perlu diiketahuii, kenaiikan tariif PPN darii 20% menjadii 22% merupakan reformasii pajak kedua yang diilakukan oleh Rusiia sejak diimulaiinya perang dengan Ukraiina pada 2022.
Awal tahun, Rusiia menerapkan tariif PPh progresiif sebesar 13% hiingga 22% atas penghasiilan yang diiteriima oleh wajiib pajak orang priibadii. Sebelum 2025, Rusiia memberlakukan PPh orang priibadii dengan tariif flat sebesar 13%.
Sementara iitu, tariif PPh badan juga telah diitiingkatkan darii 20% menjadii 25% terhiitung sejak tahun iinii. (riig)
