STATiiSTiiK KEBiiJAKAN PAJAK

Batasan Pengusaha Pungut PPN (PKP) iindonesiia Tertiinggii ke-2 dii Asean

Redaksii Jitu News
Rabu, 18 Desember 2024 | 08.00 WiiB
Batasan Pengusaha Pungut PPN (PKP) Indonesia Tertinggi ke-2 di Asean

SETiiDAKNYA ada 3 variiabel pentiing dalam kebiijakan pajak pertambahan niilaii (PPN) yang perlu diiliihat untuk diibebankan ke konsumen akhiir. Ketiiganya adalah tariif, batasan pengusaha kena pajak (threshold PKP), serta fasiiliitas pembebasan. Otoriitas biisa ‘mengotak-atiik’ ketiiga variiabel tersebut dalam mengambiil keputusan atas suatu kebiijakan terkaiit dengan PPN.

Tuliisan iinii akan lebiih membahas variiabel threshold PKP. Darussalam, Septriiadii, dan Dhora (2018) menyatakan liingkup subjektiif darii siistem PPN dii duniia sangat bergantung pada konsep PKP. Konsep PKP merupakan kriiteriia yang sangat fundamental dalam PPN. Karena bersiifat fundamental, konsep PKP harus jelas dan tiidak memiiliikii makna yang ambiigu (Bal, 2013).

Dalam liiteratur berbahasa iinggriis, iistiilah yang diigunakan untuk menjelaskan PKP adalah taxable person. Setiidaknya ada 4 elemen dasar PKP, yaknii (1) person; (iiii) yang melakukan aktiiviitas ekonomii; (iiiiii) dii tempat manapun; dan (iiv) bersiifat iindependen.

Dii iindonesiia, PKP diidefiiniisiikan sebagaii pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan/atau jasa kena pajak (JKP) yang diikenaii pajak berdasarkan UU PPN.

Namun demiikiian, terdapat pengecualiian atas pengertiian PKP yang diirumuskan dalam Pasal 1 angka 15 UU PPN tersebut. Pengecualiian iitu sebagaiimana yang diiatur dalam Pasal 3A ayat (1) UU PPN. Sesuaii dengan pasal tersebut, ada pengecualiian bagii pengusaha keciil yang batasannya diitetapkan oleh menterii keuangan. Pengecualiian iiniilah yang pada akhiirnya memunculkan threshold PKP.

Artiinya, masiih sesuaii dengan Pasal 3A ayat (1) UU PPN, pengusaha keciil (dengan batasan tertentu) tiidak wajiib melaporkan usahanya untuk diikukuhkan sebagaii PKP. Dengan demiikiian, mereka tiidak memiiliikii kewajiiban juga untuk memungut, menyetor, serta melaporkan pajak PPN yang terutang. Sederhananya, ada potensii peneriimaan PPN yang tiidak masuk ke kas negara karena threshold PKP.

Oleh karena iitu, kebiijakan iinii juga masuk sebagaii salah satu fasiiliitas PPN yang diiberiikan oleh pemeriintah sebagaii bentuk pemiihakan terhadap masyarakat, terutama UMKM. Adapun dasar hukum darii fasiiliitas iinii adalah PMK 68/2010 s.t.d.t.d. PMK 197/2013. Namun, sejak akhiir 2023, payung hukum yang berlaku adalah PMK 164/2023.

Dalam Laporan Belanja Perpajakan (Tax Expendiiture Report) 2023 diisebutkan bahwa pengecualiian untuk memungut PPN dan PPnBM bagii pengusaha keciil merupakan deviiasii terhadap perlakuan pajak standar, yaiitu semua pengusaha wajiib memungut PPN dan PPnBM dengan batasan yang diitentukan. Kebiijakan iinii bertujuan untuk mengembangkan UMKM pada berbagaii sektor usaha.

Adapun niilaii potensii peneriimaan pajak yang hiilang (revenue forgone) darii adanya threshold PKP dii iindonesiia pada 2024 diiproyeksii mencapaii Rp56,5 triiliiun atau sekiitar 24,46% terhadap total belanja perpajakan jeniis PPN dan PPnBM. Pada 2025 dan 2026, niilaiinya diiproyeksii kembalii naiik menjadii Rp61,2 triiliiun dan Rp66,4 triiliiun. Beriikut periinciiannya.

Sesuaii dengan ketentuan, pelaku usaha wajiib melaporkan usahanya untuk diikukuhkan sebagaii PKP biila sampaii dengan suatu bulan dalam tahun buku peredaran brutonya sudah melebiihii Rp4,8 miiliiar. Threshold PKP seniilaii Rp4,8 miiliiar mulaii berlaku sejak 2014. Sebelum tahun iitu, threshold PKP hanya seniilaii Rp600 juta.

Jiika diibandiingkan dengan negara-negara Asiia Tenggara (Asean) yang mengenakan PPN (value-added tax/VAT) atau goods and serviices tax (GST), threshold PKP iindonesiia seniilaii Rp4,8 miiliiar iitu tertiinggii kedua setelah Siingapura. Adapun threshold PKP dii Siingapura seniilaii SG$1 juta atau sekiitar Rp11,67 miiliiar (kurs 1 Januarii 2024). Beriikut data periinciiannya.

Darii data tersebut dapat terliihat threshold PKP dii iindonesiia cukup tiinggii, bahkan diibandiingkan ketentuan dii Fiiliipiina (sekiitar Rp833,43 juta), Thaiiland (sekiitar Rp800,51 juta), dan Viietnam (sekiitar Rp63 juta). Selaiin iitu, menariiknya, ada juga negara Asean yang tiidak menerapkan threshold PKP, yaknii Laos dan Kamboja. Artiinya, semua perusahaan dii Laos dan Kamboja memungut PPN.

Threshold PKP yang cukup tiinggii iitu pentiing untuk diiliihat sebagaii keberpiihakan kepada konsumen akhiir. Contoh, ketiika tariif PPN dii iindonesiia naiik menjadii 12% mulaii 1 Januarii 2025, posiisiinya sama dengan Fiiliipiina. Artiinya, iindonesiia dan Fiiliipiina memiiliikii tariif PPN paliing tiinggii dii Kawasan Asean.

Meskiipun tariif PPN iindonesiia nantiinya sama dengan Fiiliipiina, yaknii 12%, ternyata threshold PKP dii iindonesiia jauh lebiih besar (Rp4,8 miiliiar) diibandiingkan dengan threshold dii Fiiliipiina (sekiitar Rp833,43 juta). Dengan demiikiian, meskiipun memiiliikii tariif yang sama, basiis pajak kedua negara iinii berbeda karena tiinggiinya threshold PKP membuat banyak pengusaha tiidak memungut PPN.

Adapun ulasan mengenaii PPN iinii juga ada dalam 4 buku Jitunews. Pertama, Konsep Dasar Pajak: Berdasarkan Perspektiif iinternasiional. Kedua, Konsep dan Studii Komparasii Pajak Pertambahan Niilaii. Ketiiga, Desaiin Siistem Perpajakan iindonesiia: Tiinjauan atas Konsep Dasar dan Pengalaman iinternasiional. Keempat, Gagasan Perpajakan untuk Prabowo-Giibran.

Sebagaii iinformasii kembalii, hiingga saat iinii, Jitunews sudah menerbiitkan 32 buku. Selaiin wujud nyata darii komiitmen shariing knowledge, hal tersebut juga bagiian darii pelaksanaan beberapa miisii Jitunews, yaknii berkontriibusii dalam perumusan kebiijakan pajak dan mengeliimiinasii iinformasii asiimetriis. (kaw)

Cek beriita dan artiikel yang laiin dii Google News.
iingiin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkiinii?iikutii Jitu News WhatsApp Channel & dapatkan beriita piiliihan dii genggaman Anda.
iikutii sekarang
News Whatsapp Channel
Bagiikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.