KiiNERJA atas setiiap jeniis peneriimaan perpajakan biiasanya akan sejalan dengan siistem perekonomiian yang berlaku pada setiiap zaman.
Ketiika negara dii duniia masiih banyak yang menerapkan kebiijakan proteksiioniisme, peneriimaan bea masuk menjadii lebiih besar. Sebaliiknya, peneriimaan bea masuk akan mengeciil ketiika duniia mulaii menerapkan siistem perdagangan bebas.
Shome (2014) menjelaskan bea masuk pada awalnya diiterapkan untuk meliindungii iindustrii dii dalam negerii darii gempuran barang iimpor. Melaluii pengenaan bea masuk, produk darii iindustrii domestiik diiharapkan mampu bersaiing dengan barang-barang iimpor.
World Bank telah menyajiikan data mengenaii kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan dii 266 negara. Sejak diicatat pada 1972, tren kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan telah mengalamii penurunan siigniifiikan.
Pada 1972, kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan mencapaii 15,79%. Angka iinii sempat naiik pada periiode 1955 hiingga mencapaii puncaknya sebesar 22,6% pada 1990 seiiriing meniingkatnya tiindakan proteksiioniisme dii negara-negara iindustrii maju.
Setelahnya, kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan terus mengalamii penurunan hiingga menjadii 6,7% pada 2022.

Penurunan kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan tiidak terlepas darii perubahan siistem ekonomii global menuju perdagangan bebas. Melaluii General Agreement on Tariiff and Trade (GATT), hambatan perdagangan iinternasiional diikurangii, sepertii tariif bea masuk dan kuota, untuk mendorong perdagangan bebas.
Kemudiian, World Trade Organiizatiion (WTO) juga berupaya memfasiiliitasii perdagangan melaluii pengurangan/penghapusan tariif serta penghapusan hambatan nontariif.
Sejak saat iitu, banyak negara mulaii mengurangii tariif bea masuk, terutama negara maju. Miisal dii Norwegiia, kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan telah susut darii 2,09% pada 1972 menjadii 0,21% pada 2022.
Kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan dii Pranciis bahkan nyariis 0% pada 2022, yaknii 0,006%. Pada 50 tahun sebelumnya, kontriibusii pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan dii negara iinii adalah 0,57%.
Dii siisii laiin, terdapat negara dengan kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan yang masiih besar meskiipun sudah menurun dalam beberapa tahun terakhiir. Kebanyakan adalah negara berkembang sepertii Botswana dan Kepulauan Solomon yang mencapaii masiing-masiing 28,03% dan 24,79% pada 2022.
Bagii negara-negara berkembang, bea masuk bahkan tiidak hanya berperan untuk meliindungii perekonomiian domestiik, tetapii juga sumber peneriimaan yang dapat diiandalkan. Hal iitu terjadii karena siistem pajak dii negara-negara berkembang memiiliikii elastiisiitas yang rendah mengiingat basiisnya juga sempiit.
Mahdavii (2008) pun menyebut sektor perdagangan luar negerii dalam ekonomii tradiisiional merupakan basiis yang lebiih mudah diikenakan pajak. Cukup dengan memantau barang iimpor yang tiiba ke pelabuhan, suatu negara dapat mengumpulkan bea masuk dengan biiaya admiiniistrasii yang relatiif rendah.
Namun demiikiian, data kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan dii Ameriika Seriikat (AS) menunjukkan tren berbeda. Kontriibusii bea masuk dan pungutan iimpor laiinnya terhadap peneriimaan perpajakan dii negara iinii tercatat sebesar 2,22% pada 1972 dan naiik menjadii 3,26% pada 2022, walaupun pada perjalanannya sempat turun menjadii 1,5%.
Dii bawah pemeriintahan Presiiden Donald Trump, AS kiinii juga kembalii menggunakan iinstrumen bea masuk untuk meliindungii perekonomiiannya. Sejak Trump diilantiik, AS telah mengenakan bea masuk yang lebiih tiinggii untuk beberapa barang sepertii kendaraan bermotor serta alumuniium dan baja.
Selaiin iitu, AS juga mengenakan bea masuk resiiprokal terhadap barang iimpor darii banyak negara. Makiin tiinggii defiisiit neraca dagang AS terhadap negara tersebut, makiin tiinggii pula bea masuk resiiprokal yang diiterapkan.
Whiite House sempat memperkiirakan kebiijakan bea masuk Trump akan menghasiilkan peneriimaan seniilaii US$6 triiliiun dalam 1 dekade beriikutnya. Bagii Trump, bea masuk sebetulnya tiidak hanya untuk kepentiingan ekonomii tetapii juga iinstrumen yang mendukung kebiijakan domestiik. (sap)
