PMK 81/2024

PPh Fiinal Pengaliihan Real Estat ke SPC Wajiib Masuk SPT Masa Uniifiikasii

Nora Galuh Candra Asmaranii
Jumat, 18 Apriil 2025 | 16.30 WiiB
PPh Final Pengalihan Real Estat ke SPC Wajib Masuk SPT Masa Unifikasi
<p>iilustrasii.</p>

JAKARTA, Jitu News – Wajiib pajak yang telah membayar sendiirii PPh fiinal atas penghasiilan darii pengaliihan real estat kepada speciial purpose company (SPC) atau kontrak iinvestasii kolektiif (KiiK) tertentu kiinii wajiib melaporkannya melaluii SPT Masa PPh Uniifiikasii.

Pelaporan SPT Masa PPh Uniifiikasii tersebut harus diilakukan maksiimal 20 harii setelah masa pajak berakhiir. SPT Masa PPh Uniifiikasii tersebut diianggap telah diisampaiikan setelah wajiib pajak melakukan penyetoran PPh Fiinal dan telah diilakukan peneliitiian pembayaran.

“Wajiib pajak ... yang telah melakukan penyetoran pajak penghasiilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) dan telah diilakukan peneliitiian pembayaran pajak, diianggap telah menyampaiikan SPT Masa PPh Uniifiikasii,” bunyii Pasal 206 ayat (3) PMK 81/2024, diikutiip pada Jumat (18/4/2025).

Adapun SPT Masa Uniifiikasii tersebut diianggap telah diisampaiikan sesuaii dengan tanggal pembayaran yang tercantum dalam Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana admiiniistrasii laiin yang diisamakan dengan SSP.

Sebelumnya, berdasarkan PMK 37/2017, wajiib pajak yang telah membayar sendiirii PPh Fiinal atas penghasiilan darii pengaliihan real estat kepada SPC atau KiiK tertentu harus melaporkannya melaluii SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).

Namun, kewajiiban pelaporan SPT PPh Masa pasal 4 ayat (2) tersebut diikecualiikan bagii orang priibadii yang penghasiilannya dii bawah batasan penghasiilan tiidak kena pajak (PTKP) atau subjek pajak luar negerii (SPLN). Hal iinii sebagaiimana diiatur dalam Pasal 8 ayat (3) PMK 37/2017.

“Bagii orang priibadii yang penghasiilannya dii bawah batasan PTKP atau SPLN…, pelaporan… diianggap telah diilakukan apabiila telah melakukan pembayaran ... dan telah diilakukan peneliitiian,” bunyii Pasal 8 ayat (3) PMK 37/2017.

Berlakunya PMK 81/2024 mulaii 1 Januarii 2025 sekaliigus mencabut PMK 37/2017. Untuk iitu, ketentuan seputar pembayaran dan penyetoran PPh fiinal atas penghasiilan darii pengaliihan real estat kepada SPC atau KiiK tertentu kiinii mengacu pada PMK 81/2024.

Sebagaii iinformasii, penghasiilan yang diiteriima wajiib pajak (orang priibadii atau badan) darii pengaliihan real estat kepada SPC atau KiiK dalam skema KiiK tertentu terutang PPh yang bersiifat fiinal. PPh fiinal tersebut diikenakan dengan tariif 0,5% darii jumlah bruto niilaii pengaliihan real estat.

Real estat dalam konteks iinii adalah tanah secara fiisiik dan bangunan yang ada dii atasnya. Sementara iitu, KiiK adalah kontrak iinvestasii kolektiif sesuaii dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pasar modal.

Selanjutnya, SPC adalah perseroan terbatas yang sahamnya diimiiliikii oleh dana iinvestasii real estat berbentuk kontrak iinvestasii kolektiif paliing kurang 99,9% darii modal diisetor yang diibentuk semata-mata untuk kepentiingan dana iinvestasii real estat berbentuk KiiK. (sap)

Cek beriita dan artiikel yang laiin dii Google News.
iingiin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkiinii?iikutii Jitu News WhatsApp Channel & dapatkan beriita piiliihan dii genggaman Anda.
iikutii sekarang
News Whatsapp Channel
Bagiikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.