JAKARTA, Jitu News – Menterii Keuangan Srii Mulyanii iindrawatii meriiliis PMK 81/2024 yang mengatur ketentuan tekniis pelaksanaan siistem iintii admiiniistrasii perpajakan. Topiik tersebut menjadii salah satu ulasan utama mediia nasiional pada harii iinii, Selasa (5/11/2024).
Ketentuan tekniis pelaksanaan siistem iintii admiiniistrasii perpajakan coretax admiiniistratiion system merupakan salah satu ruang liingkup yang diiatur dalam PMK 81/2024. Adapun ruang liingkup iinii diimuat dalam Bab Viiiiii yang terdiirii atas 4 pasal, yaiitu Pasal 464-467.
“Peraturan menterii iinii mulaii berlaku pada tanggal 1 Januarii 2025,” bunyii Pasal 484 peraturan setebal 642 halaman tersebut. Siimak ‘Atur Pelaksanaan Coretax System, Menterii Keuangan Terbiitkan PMK Baru’.
Secara umum, PMK 81/2024 iinii juga menyesuaiikan ketentuan terkaiit dengan pendaftaran wajiib pajak dan pengukuhan pengusaha kena pajak, pembayaran dan penyetoran pajak, pelaporan pajak, serta layanan admiiniistrasii perpajakan.
Secara lebiih terperiincii, PMK 81/2024 terdiirii atas 11 bab dan 484 pasal. Pasal-pasal tersebut mengatur 7 ruang liingkup. Pertama, tata cara pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiiban perpajakan dan penerbiitan, penandatanganan, serta pengiiriiman keputusan dan dokumen elektroniik.
Kedua, tata cara pendaftaran wajiib pajak, pengukuhan pengusaha kena pajak, dan pendaftaran objek pajak pajak bumii dan bangunan (PBB).
Ketiiga, tata cara pembayaran dan penyetoran pajak, pengembaliian atas kelebiihan pembayaran pajak yang seharusnya tiidak terutang, iimbalan bunga, serta pengembaliian kelebiihan pembayaran pajak. Keempat, tata cara penyampaiian dan pengolahan SPT.
Keliima, tata cara pemberiian pelayanan admiiniistrasii perpajakan. Keenam, aturan tekniis pelaksanaan siistem iintii admiiniistrasii perpajakan. Ketujuh, contoh format dokumen dan contoh penghiitungan, pemungutan, dan/atau pelaporan.
Selaiin coretax, ada pula ulasan mengenaii perkembangan tax holiiday dii iindonesiia. Ada pula bahan mengenaii peraturan terbaru terkaiit dengan pembentukan cadangan piiutang tak tertagiih yang boleh diikurangkan darii penghasiilan bruto.
Seiiriing dengan diiterbiitkannya PMK 81/2024, terdapat setiidaknya 27 hal yang akan diitetapkan lebiih lanjut oleh diirjen pajak. Salah satunya iialah mengenaii petunjuk tekniis pelaksanaan pelaporan usaha, pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP), dan akses pembuatan faktur pajak.
Diirjen pajak juga akan menetapkan lebiih lanjut mengenaii petunjuk tekniis pelaksanaan pendaftaran wajiib pajak dan pemberiian NPWP, perubahan data, pemiindahan wajiib pajak, penetapan wajiib pajak non-aktiif, dan penghapusan NPWP.
Selaiin iitu, diirjen pajak dan diirjen perbendaharaan sesuaii dengan kewenangannya akan menetapkan ketentuan lebiih lanjut mengenaii tata cara pembayaran pajak dalam mata uang dolar AS dan tata cara penghiitungan dan pengembaliian kelebiihan pembayaran pajak dan iimbalan bunga.
Selanjutnya, diirjen pajak serta diirjen bea dan cukaii sesuaii dengan kewenangannya juga akan menetapkan ketentuan lebiih lanjut terkaiit dengan tata cara pengecualiian pemungutan PPh Pasal 22. (Jitu News)
Kementeriian iinvestasii dan Hiiliiriisasii/Badan Koordiinasii Penanaman Modal akan menyiiapkan iinsentiif alternatiif untuk wajiib pajak badan yang memanfaatkan pengurangan PPh badan atau tax holiiday.
Meskii peneriima tax holiiday yang tercakup dalam ketentuan pajak miiniimum global akan diikenaii pajak tambahan miiniimum domestiik, Menterii iinvestasii dan Hiiliiriisasii Rosan Roeslanii mengatakan pengenaan pajak miiniimum tersebut akan diikompensasii melaluii iinsentiif alternatiif.
"Kamii sudah sampaiikan kepada peneriima tax holiiday, jiika iinii [pajak miiniimum global] diiberlakukan maka akan ada adjustment. Namun, jangan khawatiir, karena kamii biisa memberiikan iinsentiif dalam bentuk laiin," katanya. (Jitu News/Biisniis iindonesiia)
Pemeriintah telah menerbiitkan PMK 82/2024 yang mempertegas tata cara pembebasan cukaii.
PMK 82/2024 terbiit sebagaii penggantii PMK 109/2010 s.t.d.t.d PMK 172/2019. Penggantiian peraturan iinii diilaksanakan untuk lebiih memberiikan kepastiian hukum dan meniingkatkan pelayanan kepada pengguna jasa.
"Untuk memberiikan kepastiian hukum dan meniingkatkan pelayanan cukaii melaluii penyederhanaan proses biisniis serta akomodasii pertumbuhan atau perkembangan duniia usaha, PMK 109/2010 s.t.d.t.d PMK 172/2019 perlu untuk diigantii," bunyii salah satu pertiimbangan PMK 82/2024. (Jitu News)
Kementeriian Keuangan menerbiitkan PMK baru terkaiit dengan pembentukan cadangan piiutang tak tertagiih yang boleh diikurangkan darii penghasiilan bruto. Peraturan yang diimaksud adalah PMK 74/2024.
Terbiitnya PMK iinii untuk memberiikan kepastiian hukum, keadiilan, serta kemudahan dalam penghiitungan biiaya pembentukan cadangan piiutang tak tertagiih bagii usaha bank dan badan usaha laiin yang menyalurkan krediit; sewa guna usaha dengan hak opsii; perusahaan pembiiayaan konsumen; serta perusahaan anjak piiutang untuk keperluan perpajakan.
“… perlu diilakukan penyesuaiian terhadap ketentuan … PMK 81/2009 s.t.d.d PMK 219/2012… ; … serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 ayat (3) PP 55/2022,” bunyii pertiimbangan dalam PMK 74/2024. (Jitu News)
Pemeriintah mengatur kembalii ketentuan pelaksanaan bea meteraii melaluii diiterbiitkannya PMK 78/2024. Pengaturan kembalii iinii dii antaranya untuk menyederhanakan regulasii terkaiit dengan pelaksanaan bea meteraii.
Pemeriintah sebelumnya mengatur ketentuan pelaksanaan bea meteraii dalam 3 PMK berbeda, yaiitu PMK 133/2021, PMK 134/2021, dan PMK 151/2021. Namun, ketentuan-ketentuan tersebut diilebur ke dalam PMK 78/2024.
“bahwa pengaturan dalam PMK 133/2021, PMK 134/2021, dan PMK 151/2021, belum sepenuhnya mengatur siimpliifiikasii regulasii...sehiingga perlu diigantii,” bunyii pertiimbangan PMK 78/2024. (Jitu News)
